Rabu, 06 Juli 2011

Etika Berbeda Pendapat


Ulama: Syaikh Ibnu Baz

Pertanyaan:
Syaikh yang terhormat, banyak perbedaan pendapat yang terjadi di antara para praktisi
dakwah yang menyebabkan kegagalan dan sirnanya kekuatan. Hal ini banyak terjadi
akibat tidak mengetahui etika berbeda pendapat. Apa saran yang ingin Syaikh sampaikan
berkenaan dengan masalah ini?
Jawaban:
Yang ingin saya sarankan kepada semua saudara-saudara saya para ahlul ilmi dan praktisi
dakwah adalah menempuh metode yang baik, lembut dalam berdakwah dan bersikap halus
dalam masalah-masalah yang terjadi perbedaan pendapat saat saling mengungkapkan
pandangan dan pendapat.
Jangan sampai terbawa oleh emosi dan kekasaran dengan melontarkan kalimat-kalimat
yang tidak pantas dilontarkan, yang mana hal ini bisa menyebabkan perpecahan,
perselisihan, saling membenci dan saling menjauhi.
Seharusnya seorang da'i dan pendidik menempuh metode-metode yang bermanfaat, halus
dalam bertutur kata, sehingga ucapannya bisa diterima dan hati pun tidak saling menjauhi,
sebagaimana Allah -subhanahu wa ta'ala- berfirman kepada NabiNya -shollallaahu'alaihi
wasallam-,
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu."
Allah berfirman kepada Musa dan Harun ketika mengutus mereka kepada Fir’aun,
(Ali Imran: 159).
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudahmudahan
ia ingat atau takut."
Dalam ayat lain disebutkan,
(Thaha: 44).
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik."
Dalam ayat lain disebutkan,
(An-Nahl: 125).
"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling
baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka."

Nabi -shollallaahu 'alaihi wasallam- bersabda,
(Al-Ankabut: 46).
شَانَهُ إِلاَّ شَيْءٍ مِنْ يُنْزَعُ وَلاَ زَانَهُ إِلاَّ شَيْءٍ فيِ يَكُوْنُ لاَ الرِّفْقَ إِنَّ
"Sesungguhnya, tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu kecuali akan mengindahkannya,
dan tidaklah (kelembutan itu) luput dari sesuatu kecuali akan memburukkannya."
Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2594)).
Beliau pun bersabda,
(HR.
اْلخَيْرُ يُحْرَمِ الرِّفْقُ يُحْرَمِ مَنْ
"Barangsiapa yang tidak terdapat kelembutan padanya, maka tidak ada kebaikan
padanya."
Maka seorang da'i dan pendidik hendaknya menempuh metode-metode yang bermanfaat
dan menghindari kekerasan dan kekasaran, karena hal ini bisa menyebabkan ditolaknya
kebenaran serta bisa menimbulkan perselisihan dan perpecahan di antara sesama kaum
muslimin.
Perlu selalu diingat, bahwa yang anda maksudkan adalah menjelaskan kebenaran dan
ambisi untuk diterima serta bermanfaatnya dakwah, bukan bermaksud untuk menunjukkan
ilmu anda atau menunjukkan bahwa anda berdakwah atau bahwa anda loyal terhadap
agama Allah, karena sesungguhnya Allah mengetahui segala yang dirahasiakan dan yang
disembunyikan.
Jadi, yang dimaksud adalah menyampaikan dakwah dan agar manusia bisa mengambil
manfaat dari perkataan anda. Dari itu, hendaklah anda memiliki faktor-faktor untuk
diterimanya dakwah dan menjauhi faktor-faktor yang bisa menyebabkan ditolaknya dan
tidak diterimanya dakwah.
(HR. Muslim dalam Al-Birr wash Shilah (2592)).
Sumber:
Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah, juz 5, hal. 155-156, Syaikh Ibnu Baz.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 2, penerbit Darul Haq.
http://us.kajian.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menu Hari Ini Slideshow: Ummu’s trip from Jakarta, Jawa, Indonesia to Doha, Qatar was created by TripAdvisor. See another Doha slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.